..MiracLe...

when miracle begins


Friday, May 12, 2006

nightmare....

Seperti kebanyakan mimpi, mimpiku pun tidak jelas menceritakan apa, hanya potongan dari gambaranĀ² dalam hidupku.....

Dalam mimpiku aku berjalan sendiri, tanpa tahu tujuannya kemana, yg aku lewati hanya tempatĀ² yg pernah mengisi hidupku, Rumah Tina (sahabat), Rumah Gina-Gita (sahabat) , dan Kantor (tempat aku kerja sekarang). Selebihnya hanya jalan kosong yg dikelilingi taman. Dalam pikiranku hanya ada org yg sekarang mengisi hatiku (sepertinya aku tidak bisa melupakannya walau dalam mimpi). Aku pergi dari rumah dan mengikuti apa yg ada di hatiku. Tapi di tengah perjalananku ada kerinduan yg mendalam... Aku menangis.... Sendiri.... Lalu aku melihat ke depan. Sebuah rumah terlihat jelas. Tempat tinggalku sekarang, lengkap dengan lingkunganya. Aku berlari dengan cepat, sambil menangis.. tapi rumah itu semakin menjauh... Aku terus berlari, berlari dan berlari... sampai tiba di depan pintu. Aku membuka pintu itu, ruangan yg gelap. Aku melihat ibu di sana, berdiri dengan muka yg sangat pucat, tak berhenti aku menangis. Aku berlari untuk memeluknya dan berteriak "mama.... mama... maafkan aku" . Dia terduduk, aku masih memeluknya, menangis, dan meminta maaf.. Aku melihat kesedihan bercampur kemarahan dibalik muka pucatnya. Dia menceritakan sedihnya dan aku merasakan sakit di hatiku. Sakit... Aku tak berani menatapnya... Aku hanya menangis, memeluk kakinya... "mama... mama... mama..... ". Aku terbangun dengan tangisku sambil memanggilnya. 'astagfirullah, itu hanya mimpi' bisikku dalam hati. Mama... aku tersadar dan berlari ke bawah, menuruni tangga dan masuk ke kamarnya. Kulihat sosok itu tertidur damai, aku tak berani membangunkannya, tapi seperti mengetahui hadirku, dia terbangun, "mama.... " sambil menangis aku langsung memeluknya, erat.. seolah tak mau kehilangannya. Dia bertanya " kenapa? " Aku menceritakan mimpiku. " maafkan aku... ". Dia memelukku erat. Kasih sayangnya memang tidak berbatas dan doanya terus mengalir. " Aku sayang mama... "

Ya Allah... aku memang telah membuatnya kecewa. Apakah aku terlalu egois karna mementingkan hatiku sendiri? Apakah aku salah kalau tidak mau membohongi hatiku? Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku. Aku rela melakukan apapun demi dia. Tapi apakah aku mampu menjalankan hidupku tanpa perasaan cinta ??

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Seseorang yang tidak berarti hari ini mungkin istimewa diwaktu yg akan datang, layaknya cahaya lilin yang hanya berarti ketika kita dalam gelap.

-:Supernova:-

May 11, 2006  

Post a Comment

<< Home