TIPS BUAT YANG MAU MENIKAH
Menikah adalah suatu aktivitas dua manusia berlainan jenis yang sepakat masuk dalam kontrak kerjasama sampai batas waktu yang tidak diketahui. Ketika komitmen diucapkan, maunya sampai maut memisahkan. Bahkan tak kurang sanak saudara dan para kerabat yang turut mendoakan dan berharap komitmen itu bisa sampai kakek-nenek.
Jujur harus saya akui, ide pernikahan itu datangnya dari saya. Berdasarkan buku-buku yang saya baca, laki-laki yang takut berkomitmen adalah mereka yang belum dewasa secara matang. Artinya mereka hanya matang dalam pertumbuhan fisik. Secara bergurau, beberapa kawan mengatakan, laki-laki seperti itu hanya bayi-bayi berbadan besar Ketika pacar saya menyetujui ide pernikahan itu, jujur saya yang di liputi rasa was-was.
Saya jadi berpikir ulang, ide menikah ini sebetulnya The good idea or the bad idea?. Mulailah diskusi berkepanjangan. Berbicara mengenai bagaimana peran dan tanggung jawab nanti setelah menikah. Dan yang terpenting adalah apa tujuan dari pernikahan ini. Berdasarkan kehidupan pernikahan saya yang tahun ini genap 10 tahun, saya ingin membagikan tips Buat yang baca blog ini, mudah-mudahan bermanfaat
Buat rencana pernikahan ini sebagai suatu perusahaan/organisasi.
01. Tentukan tujuan, target yang ingin di capai dan bagaimana mencapai target tersebut.
02. Setelah tujuan, target dan cara mewujudkan target disepakati, buat komitmen lain, yaitu
membagi peran secara flexisible dan berimbang.
03. Buat kesepakatan untuk tidak pernah memasukan ide perceraian dalam setiap konflik.
04. Yakinkah setiap konflik adalah semacam ”pupuk” yang menyuburkan atau mengembangkan
hubungan anda dan pasangan dalam hubungan yang lebih manis.
05. Evaluasi tujuan dan target pernikahan pada setiap kesempatan.Karena hidup ini berkembang
dan dipengaruhi situasi dan kondisi di lingkungan keberadaan kita.
06. Jadikan dan yakinkan, pasangan kita adalah yang terbaik yang dikaruniakan untuk kita.
07. Tidak harus sama pendapat, pernikahan tercipta karena adanya perbedaan.
08. Jika ada hal dalam pasangan kita yang hendak kita ubah, dan jika pasangan kita mau, silahkan
saja. Tapi jika pasangan kita tidak mau, persiapkan diri untuk menerima.
09. Karena menikah tidak berarti pasangan kita menjadi seturut kehendak kita ataupun sebaliknya.
Walau terikat dalam pernikahan berikan pasangan kita ”ruang” untuk sendiri sama seperti kita
yang tetap memerlukan ruang bagi diri sendiri.
10. Pasrahkan hatinya tetap miliknya yang penting kita ada di dalam hatinya.
13 Juni 2006
dari http://tropicalstorm.blogsome.com/
Jujur harus saya akui, ide pernikahan itu datangnya dari saya. Berdasarkan buku-buku yang saya baca, laki-laki yang takut berkomitmen adalah mereka yang belum dewasa secara matang. Artinya mereka hanya matang dalam pertumbuhan fisik. Secara bergurau, beberapa kawan mengatakan, laki-laki seperti itu hanya bayi-bayi berbadan besar Ketika pacar saya menyetujui ide pernikahan itu, jujur saya yang di liputi rasa was-was.
Saya jadi berpikir ulang, ide menikah ini sebetulnya The good idea or the bad idea?. Mulailah diskusi berkepanjangan. Berbicara mengenai bagaimana peran dan tanggung jawab nanti setelah menikah. Dan yang terpenting adalah apa tujuan dari pernikahan ini. Berdasarkan kehidupan pernikahan saya yang tahun ini genap 10 tahun, saya ingin membagikan tips Buat yang baca blog ini, mudah-mudahan bermanfaat
Buat rencana pernikahan ini sebagai suatu perusahaan/organisasi.
01. Tentukan tujuan, target yang ingin di capai dan bagaimana mencapai target tersebut.
02. Setelah tujuan, target dan cara mewujudkan target disepakati, buat komitmen lain, yaitu
membagi peran secara flexisible dan berimbang.
03. Buat kesepakatan untuk tidak pernah memasukan ide perceraian dalam setiap konflik.
04. Yakinkah setiap konflik adalah semacam ”pupuk” yang menyuburkan atau mengembangkan
hubungan anda dan pasangan dalam hubungan yang lebih manis.
05. Evaluasi tujuan dan target pernikahan pada setiap kesempatan.Karena hidup ini berkembang
dan dipengaruhi situasi dan kondisi di lingkungan keberadaan kita.
06. Jadikan dan yakinkan, pasangan kita adalah yang terbaik yang dikaruniakan untuk kita.
07. Tidak harus sama pendapat, pernikahan tercipta karena adanya perbedaan.
08. Jika ada hal dalam pasangan kita yang hendak kita ubah, dan jika pasangan kita mau, silahkan
saja. Tapi jika pasangan kita tidak mau, persiapkan diri untuk menerima.
09. Karena menikah tidak berarti pasangan kita menjadi seturut kehendak kita ataupun sebaliknya.
Walau terikat dalam pernikahan berikan pasangan kita ”ruang” untuk sendiri sama seperti kita
yang tetap memerlukan ruang bagi diri sendiri.
10. Pasrahkan hatinya tetap miliknya yang penting kita ada di dalam hatinya.
13 Juni 2006
dari http://tropicalstorm.blogsome.com/
0 Comments:
Post a Comment
<< Home